Senin 08/06/2015, Badan Antariksa Amerika, NASA melakukan uji coba terhadap piring terbang yang kelak diharapkan bisa membantu manusia menjejakkan kaki di Planet Mars. Sayang, percobaan itu berakhir dengan petaka.
Piring terbang itu diberi nama 'Low Density Supersonic Decelerator (LDSD). Alat itu sejatinya adalah sebuah pesawat berbentuk mirip donat yang dipakai oleh astronot untuk mendarat di planet Mars dengan kecepatan yang lebih aman.
LDSD dilengkapi dengan parasut khusus yang diharapkan bisa mengurangi kecepatan jatuh ke daratan Mars. Mengingat saat mendarat di Mars kecepatan jatuh LDSD bisa melebihi kecepatan suara alias supersonik, maka diperlukan alat pengerem yang bisa membuat LDSD mendarat dengan aman. Akan tetapi, hal itu tidak terbukti pada uji coba kemarin.
Proses uji coba diawali dengan membawa LDSD hingga ketinggian 36,6 kilometer di atas permukaan air laut dengan balon raksasa. Ketinggian tersebut hampir mencapai tiga kali ketinggian pesawat komersil.
Tepat pukul 17.35 waktu setempat, NASA mengaktifkan roket pendorong LDSD agar piring terbang itu bisa mencapai ketinggian 54,86 kilometer. Ketinggian ini diperlukan untuk mensimulasi proses jatuhnya LDSD di atas planet Mars. Baru ketika sampai di ketinggian yang diinginkan, LDSD akan dibiarkan jatuh bebas dan direm dengan parasut tadi.
Petaka terjadi saat parasut 'supersonik' dari LDSD gagal terkembang, membuat LDSD jatuh ke samudra Pasifik dengan kecepatan sangat tinggi dan tanpa 'rem' apapun. Padahal, parasut LDSD yang diklaim sebagai parasut terbesar di dunia itu diharapkan bisa membawa LDSD dengan selamat sampai samudra Pasifik. Kekecewaan pun seketika menyelimuti ruang kendali NASA, Daily Mail (08/06).
Parasut LDSD tercatat memiliki garis tengah 30,5 meter dan bobot 3 ton lebih. Jika eksperimen parasut itu berhasil, pesawat LDSD kemungkinan besar bisa digunakan untuk mendaratkan manusia bahkan alat-alat penelitian berukuran besar di daratan Planet Merah, Mars.
Tidak ada komentar: